Berantakan


Kacau,
Pikiran-pikiran ini,
menggangguku.
Tidak lelah membuatku mengeluarkan air mata.
Sungguh, sungguh. 
Aku lelah.

Tubuhku berserakan, 
dibiarkan hancur berkeping,
oleh kesalahan sendiri.

Senyummu tak lagi tertanggal,
Ternyata harapku salah,
Aku terkoyak habis.
Menatap diri sendiri, nanar.

Dikira nyata, nyatanya
Fatamorgana.
Bagai bukit di atas jauh.
Terlihat indah, namun semu.

Aku berujar, aforisme.
Aku percaya pada istilah itu.
Tetapi, aku pula yang mematahkannya.

Berusaha untuk equanimity,
Sepanjang waktu, hati dan hari.
Namun energi selalu lebih besar untuk berpikir.
Daripada sekadar menepi.

Tolong, tolong.
Berantakan.

Ara, kamar Banjarbaru.
22.22

Komentar